INDEPHEDIA.com - Suku Melayu atau orang Melayu merupakan kelompok etnis di Asia yang menempati wilayah pesisir timur Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka dan sejumlah wilayah di Pulau Kalimantan.
Saat ini, kelompok etnis Melayu tersebar di negara Malaysia, bagian selatan Thailand (Pattani, Satun, Songkhla, Yala, dan Narathiwat), Singapura dan Brunei Darussalam.
Kemudian, suku Melayu di Indonesia terdapat di Pulau Sumatera bagian timur dan selatan, pesisir pantai Kalimantan, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Kepulauan Riau (Kepri).
Dalam perkembangannya, di antara sub-kelompok turunan dari bangsa Melayu terdapat beberapa perbedaan unsur bahasa, kebudayaan, kesenian, hingga keberagaman sosial.
Hal tersebut dikarenakan suku Melayu inti sebelumnya menyebar ke berbagai penjuru wilayah, membaur dan berinteraksi dengan suku-suku bangsa lainnya.
Secara historis, populasi suku Melayu turunan langsung dari orang-orang suku Austroasiatik Austronesia yang menuturkan bahasa-bahasa Melayik.
Melayu asli atau yang juga dijuluki sebagai Melayu purba atau Proto-Melayu, adalah sekelompok suku dan bangsa yang memiliki asal-usul Austronesia.
Kelompok suku ini diperkirakan telah bermigrasi menuju Kepulauan Melayu dalam kurun waktu periode yang cukup lama, yakni antara tahun 2500 sampai 1500 Sebelum Masehi (SM).
Secara etimologi, kata Melayu pada awalnya merupakan nama tempat (toponim), yang merujuk pada suatu lokasi di Sumatera.
Dalam karya sastra dan hikayat, kata "Melayu" kemungkinan berasal dari nama salah satu sungai di Pulau Sumatera, Indonesia, yakni Sungai Melayu.
Sejumlah orang berpendapat istilah itu berasal dari sebuah kata dari bahasa Melayu, yakni "melaju".
Kata ''melaju'' berasal dari awalan ''me'' dan akar kata ''laju'', yang menggambarkan kuatnya arus pada sungai tersebut.
Setelah abad ke-15 Masehi istilah Melayu mulai digunakan untuk merujuk pada nama suku (etnonim).
Sebagai nama tempat (toponim), istilah Melayu dan pelafalan serupa sejak abad ke-15 Masehi yang merupakan sebuah toponim kuno yang pada umumnya mengacu pada daerah-daerah di Selat Malaka.
Sebutan Melayu pernah digunakan sumber dari China bernama Yijing atau I Ching (I Tsing), seorang biarawan Buddha aliran Tiongkok dari Dinasti Tang.
I Tsing berkunjung ke Nusantara pada tahun 688–695. Ia menyebutkan ada sebuah kerajaan yang dikenal dengan Mo-Lo-Yu (Melayu).
Mo-Lo-Yu ini, menurut dia, berjarak 15 hari pelayaran dari Sriwijaya dan dari Ka-Cha (Kedah) jaraknya 15 hari pelayaran.
Tak hanya Yijing atau I Ching, petualang Venesia terkenal, Marco Polo, dalam bukunya Travels of Marco Polo menyebutkan tentang Malauir yang berlokasi di bagian selatan Semenanjung Melayu. (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.