INDEPHEDIA.com - Di berbagai belahan dunia ini berbagai kelompok etnis, masyarakat maupun daerah tertentu memiliki mitos, legenda dan dongeng dengan beragam cerita dan jenisnya.
Berikut pengertian, ciri-ciri serta jenis-jenis mitos, legenda dan dongeng, termasuk perbedaan di antara ketiganya.
A. Mitos
Mitos berasal dari kata mythos (bahasa Yunani) yang mempunyai arti sesuatu yang diungkapkan.
Istilah mitos memiliki pengertian yang cukup banyak. Mulai dari pengertian secara umum, hingga pengertian berdasarkan para ahli yang beragam.
Mitos adalah bagian dari suatu folklor yang berupa kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta.
Penafsiran tersebut diungkapkan dalam kisah dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya.
Mitos dalam pengertian yang lebih luas dapat mengacu kepada cerita tradisional atau —dalam percakapan sehari-hari— suatu hal salah kaprah dalam masyarakat atau suatu entitas khayalan.
Pengertian lainnya, mitos diartikan sebagai sebuah cerita yang memiliki sifat simbolik dan mengisahkan rangkaian cerita secara nyata maupun imajiner.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia dan bangsa.
Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual.
Peristiwa itu disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu.
Contoh mitos, seperti penciptaan dunia dan keberadaan makhluk baik nyata maupun tidak nyata di dalamnya.
Pada umumnya, mitos menceritakan terjadinya alam semesta dan bentuk topografi, keadaan dunia dan para makhluk penghuninya, deskripsi tentang para makhluk mitologis dan sebagainya.
Suatu mitos tidak harus didukung fakta ilmiah. Karenanya, kata mitos sering digunakan untuk menyebut kepercayaan yang tidak berdasarkan fakta ilmiah, atau ditafsirkan tidak benar.
Tapi, kata tersebut memiliki makna berbeda apabila didasarkan dalam kajian ilmiah. Sebab, mitos bisa bermakna kisah yang berfungsi untuk menjabarkan wawasan fundamental dari suatu budaya.
Ciri-ciri Mitos
1). Kisah yang dipercayai benar-benar terjadi oleh masyarakat pendukungnya.
2). Biarpun terkadang terkesan aneh, namun bagi sebagaian orang sangat berarti dan penting.
3). Cerita yang sederhana, sebab hanya terdiri dari beberapa motif dan plot mudah.
4). Biasanya dalam kegiatan penuturannya akan disertai dengan upacara tertentu.
5). Masyarakat yang memercayainya menganggap cerita yang terkandung di dalamnya suci dan keramat.
6). Biasanya memiliki latar belakang waktu dan tempat pada zaman lampau.
7). Tokoh-tokoh dalam cerita berkaitan dengan makhluk penting dalam pengertian budaya dalam masyarakat terkait.
8). Ketahanannya bergantung kepada kekuatan dan kepercayaan masyarakat.
Jenis-jenis Mitos
1). Mitos Penciptaan yang didalamnya menceritakan penciptaan alam semesta yang sebelumnya sama sekali belum ada.
2). Mitos Kosmogenik yang mengisahkan penciptaan alam semesta.
3). Mitos Asal-Usul mengisahkan asal mula atau awal diri seekor binatang, jenis tumbuhan sebuah lembaga, tempat, nama dan sederet lainnya.
4). Mitos Theoginik adalah cerita yang dituturkan mengenai para dewa dan makhluk adikodrati.
5). Mitos Anthropogonik berkaitan dengan terjadinya manusia.
6). Mitos yang berkaitan dengan transformasi membahas perubahan-perubahan keadaan manusia dan dunia di kemudian hari.
Fungsi Mitos
1). Bertujuan mengembangkan simbol- simbol yang penuh makna dan juga menjelaskan fenomena lingkungan yang dihadapi.
2). Bertujuan sebagai pegangan bagi masyarakat pendukungnya. Tak lain adalah untuk membina kesetiakawanan sosial di antara para anggota.
Hal tersebut dimaksudkan agar ia dapat saling membedakan antara komunitas yang satu dan yang lain.
3). Bertujuan sebagai sarana pendidikan yang paling efektif, Khususnya untuk mengukuhkan dan menanamkan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan keyakinan tertentu.
B. Legenda
Di daerah-daerah di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia terdapat legenda-legenda, seperti kesaktian seseorang, mukjizat hingga keajaiban.
Sebelum ditulis --ada pula yang tak tersurat--, cerita legenda biasanya disebarkan dari mulut ke mulut.
Oleh sebab itu, sebagian besar legenda tidak jelas siapa yang menciptakannya. Namun, jika tertulis biasanya ada yang menulis dari legenda tersebut.
Pengertian Legenda
Istilah legenda memiliki pengertian yang cukup banyak. Mulai dari pengertian secara umum, hingga pengertian berdasarkan para ahli yang beragam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), legenda adalah cerita rakyat kuno yang berkaitan dengan peristiwa sejarah.
Cerita legenda menyerupai mitos dan dianggap semi-imajiner, akan tetapi memiliki nilai sakral atau tidak dianggap sakral oleh sebagian masyarakat layaknya mitos.
Menurut pengertian lainnya, legenda adalah sebuah genre dari cerita rakyat yang terdiri atas narasi yang menampilkan perbuatan-perbuatan manusia.
Narasi tersebut diyakini atau dipercayai oleh si pencerita dan pendengarnya sebagai suatu kisah nyata yang pernah terjadi.
Narasi dalam genre ini bisa saja menunjukkan nilai-nilai manusia, dan memiliki beberapa kualitas tertentu yang membuat ceritanya terdengar seperti nyata.
Pengertian lainnya lagi, legenda merupakan bentuk cerita rakyat yang tersebar luas di masyarakat dan bersifat melegenda.
Cerita legenda sering diartikan sebagai cerita tentang asal-usul suatu daerah, tempat, pusaka, atau sesuatu yang bernilai sejarah.
Ciri-ciri Cerita Legenda
- Karakteristik yang seolah-olah benar-benar terjadi.
- Sekuler atau biasa-biasa saja.
- Tokoh legendaris adalah rakyat biasa.
- Sejarah kolektif berbeda dengan sejarah aslinya.
- Sebuah cerita yang sering memutar balikkan sejarah.
- Berdasarkan pergerakan di alam.
- Sifat siklus yang berarti mencerminkan karakteristik waktu tertentu.
- Jenis-jenis Legenda
Jenis-jenis legenda dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yakni Legenda Keagamaan, Kegaiban, Perorangan (Pribadi) dan Lokal.
C. Dongeng
Dongeng merupakan cerita prosa rakyat yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal atau fantasi.
Dongeng berfungsi sebagai hiburan dan juga sarana menyampaikan pesan-pesan moral terhadap pendengar jika dituturkan maupun pembacanya bila ditulis.
Banyak dongeng berasal dari cerita turun temurun dari nenek moyang. Karenanya, dongeng digolongkan sebagai sastra lama yang sudah ada dan berkembang dari zaman dulu.
Pengertian Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh.
Karena ceritanya tidak benar-benar terjadi, dongeng salah satu folktale (cerita rakyat) yang fiktif (khayalan) dengan tema-tema yang imajinatif dan sering tidak masuk akal.
Cerita dongeng dapat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat pada sesuatu yang bersifat supranatural dan diimplementasikan di kehidupan manusia sehari-hari.
Biasanya dongeng melibatkan kejadian luar biasa yang membuat pendengar (dituturkan) ataupun pembaca (dibaca) ikut merasakan suasana yang terjadi di dalam cerita.
Ciri-ciri Dongeng
- Bersifat fiktif atau khayalan.
- Ceritanya singkat dengan alur cerita yang sederhana.
- Kalimat pembuka umumnya diawali dengan kata dan kalimat, seperti "pada zaman dahulu, pada masa silam, alkisah, pada suatu hari, dan sebagainya".
- Karakter atau tokoh di dalam cerita biasanya tidak disampaikan dengan rinci.
- Ada dua tokoh atau lebih dengan watak yang berlawanan, yaitu tokoh yang baik dan jahat.
- Ditulis dengan gaya penceritaan lisan.
- Ada versi yang berbeda-beda karena cara penyebarannya dari mulut ke mulut
- Mengandung pesan moral yang bisa dipelajari oleh pembaca atau pendengar
- Tidak diketahui dengan pasti siapa pengarangnya.
Jenis-jenis Dongeng
1. Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang ada di kehidupan masyarakat dan berhubungan tentang suatu peristiwa.
Peristiwa dalam cerita rakyat itu dapat melahirkan suatu asal-usul suatu tempat, suatu nama daerah atau hal-hal yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Contoh Legenda, seperti Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Tangkuban Perahu, Legenda Danau Toba, Batu Menangis dan sebagainya.
2. Mite (Mitos)
Mite atau mitos adalah jenis dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap hal yang tidak masuk akal.
Biasanya, cerita Mite berhubungan dengan makhlus halus, dewa-dewi, atau hal-hal gaib lainnya.
Contoh Mite, seperti Joko Tarub, Dewi Sri, Nyi Roro Kidul dan sebagainya.
3. Fabel
Fabel merupakan cerita dongeng yang tokoh utamanya binatang tetapi memiliki watak dan perilaku seperti manusia.
Dongeng berjenis Fabel sering ditemukan pada kisah dongeng antara hewan, misalnya di hutan atau tempat-tempat lainnya.
Contoh Fabel, seperti Kancil dan Buaya, Kura-Kura dan Kancil dan Si Kancil yang Cerdik serta lain sebagainya.
4. Sage
Sage merupakan dongeng yang mengisahkan tentang sejarah dari tokoh tertentu yang memiliki kebaikan, keberanian, kesaktian dan kepahlawanan.
Sage mengandung unsur sejarah yang telah bercampur dengan cerita fantasi rakyat.
Contoh Sage, seperti Si Pitung, Lutung Kasarung, Panji Laras, Calon Arang dan sebagainya.
5. Parabel
Parabel merupakan cerita yang mengandung nilai-nilai pendidikan, baik itu pendidikan agama, moral, atau pendidikan secara umum yang disampaikan secara tersirat.
Contoh Parabel, seperti Malin Kundang, Hikayat Bayan Budiman, Damarwulan dan sebagainya.
6. Jenaka (Lelucon)
Jenaka atau lelucon adalah cerita lucu yang diperankan oleh tokoh-tokohnya. Contoh Jenaka, seperti Si Kabayan, Pan Balang Tamak, Singa Rewa dan sebagainya.
7. Dongeng Biasa
Dongeng Biasa memuat cerita suka duka dan impian seseorang.
Contoh Dongeng Biasa, seperti Bawang Putih dan Bawang Merah, Ande-ande Lumut, Cinderella dan sebagainya. (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.