Michael Faraday, Bapak Listrik Dunia, penemu motor listrik dan kelistrikan. |
INDEPHEDIA.com - Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang, baik sebagai penerangan, sumber energi tekhnologi hingga peralatan memasak.
Listrik sebagai bagian dari fenomena alam sebenarnya sudah dikenal manusia sejak sebelum masehi (SM).
Sejarah mencatat, listrik pertama kali ditemukan oleh Thales of Miletus seorang cendekiawan asal Yunani sekitar tahun 600 Sebelum Masehi.
Thales melakukan eksperimennya ketika menggosokan sebuah batu ambar dengan bulu hewan, yang kemudian menghasilkan aliran energi.
Hasil eksperimen Thales inilah yang kita sebut dengan listrik statis. Batu itu disebut dengan electrum dalam Bahasa Latin dan elektron dalam Bahasa Yunani.
Cerita lainnya, sejumlah sumber menyebutkan listrik pertama kali diketahui keberadaannya dari teks-teks kuno masyarakat Mesir beratus tahun lalu.
Ketika itu, masyarakat menggunakan ikan lele listrik (Malapterurus electricus) yang ada di Sungai Nil sebagai metode pengobatan.
Mereka sadar bahwa ada ikan yang ternyata dapat mengalirkan energi tertentu, yang mana dapat memberikan efek menyetrum pada tubuh.
Metode pengobatan yang diklaim mampu meredakan rasa nyeri dan sakit kepala tersebut dipraktikkan hingga ratusan tahun.
Peristiwa yang dilakukan Thales of Miletus maupun penggunakan ikan yang ada energi listriknya tersebut adalah contoh listrik statis.
Tapi, saat itu, terutama Thales yang disebut-sebut sang penemu listrik pertama, belum mengetahui peristiwa apa itu dan kenapa bisa demikian.
Penomena inilah yang menjadi catatan dari banyak referensi awal pemikiran penemuan listrik di masa kemudian.
Penemu Kelistrikan 1600-1931
Fenomena kelistrikan selanjutnya diteliti oleh ilmuwan asal Inggris, William Gilbert. Pada tahun 1600, dirinya yang pertama meneliti adanya gaya tarik listrik dan medan listrik.
Berlanjut di tahun 1733, Charles F. C. DuFay, seorang ahli kimia asal Prancis juga melakukan penelitian tentang kelistrikan.
Dalam penelitiannya, dia menyimpulkan bahwa ada dua buah muatan dalam listrik, yaitu positif dan negatif.
Tak sampai di situ, penomena kelistrikan diteliti oleh Benjamin Franklin, seorang pemikir dan peneliti listrik asal Amerika Serikat.
Pada tahun 1751, Franklin mempublikasikan buku soal kelistrikan berjudul “Experiments and Observation of Electricity”.
Buku ini berisi tentang pengamatannya pada fenomena kelistrikan lewat listrik statis yang sedang booming pada saat itu.
Di dalam bukunya, Franklin sudah menyebutkan beberapa istilah kelistrikan, seperti adanya dua kutub pada aliran listrik, yaitu negatif dan positif.
Dalam penelitiannya, Franklin beranggapan dan menyimpulkan jika petir pun termasuk fenomena kelistrikan.
Karena belum cukup puas, dirinya melakukan eksperimen langsung dengan menggunakan sebuah layangan.
Pada tahun 1752, Franklin melakukan percobaan menerbangkan layang-layang dengan kunci besi ke langit yang sedang banyak petir.
Petir menyambar kunci besi tersebut dan memercikkan api kecil. Percikan tersebut mengenai punggung tangannya. Karena itulah ia yakin bahwa itu adalah listrik.
Setelah eksperimen Franklin, banyak penemuan besar soal kelistrikan terjadi. Pada tahun 1800, Alessandro Volta, seorang fisikawan italia menemukan baterai sebagai sumber listrik.
Dalam eksperimennya, Volta mencelupkan kertas ke dalam air garam, kemudian menempatkan zinc dan tembaga pada kedua ujung kertas tersebut.
Ternyata, reaksi kimia tersebut mampu menghasilkan listrik. Inilah awal mula penemuan sel listrik.
Dengan menghubungkan lebih banyak sel listrik tersebut, Volta berhasil membuat baterai sebagai sumber listrik.
Karena penemuannya yang luar biasa, namanya diabadikan dalam satuan Volt untuk mengukur perbedaan tegangan listrik.
Pada tahun 1808, Humphry Davy juga berhasil mengubah energi listrik menjadi cahaya dalam lampu busurnya.
Penemuan-penemuan tersebut terus berlangsung, hingga sampai lah kepada seorang ilmuwan listrik asal Inggris bernama Michael Faraday.
Eksperimen Michael Faraday terkenal dengan temuannya yang disebut dengan fenomena elektromagnetik.
Lewat baterai, dirinya mengamati bahwa dengan lilitan tembaga yang terhubung pada baterai ternyata menyebabkan medan magnet.
Kemudian, Faraday memiliki hipotesis, jika listrik bisa menghasilkan magnet, maka magnet juga bisa menghasilkan listrik.
Faraday pun menggunakan lilitan tembaga tersebut untuk menyelubungi magnet, ternyata ada sebuah aliran listrik yang terjadi selama magnet bergerak.
Jadi, Faraday berkesimpulan jika magnet bergerak dalam lilitan tembaga tertutup akan menghasilkan arus listrik.
Dari eksperimen inilah Faraday menemukan adanya induksi elektromagnetik yang menjadi cikal bakal dinamo, di mana energi listrik bisa dihasilkan oleh energi kinetik (gerak).
Sampai pada 1931, dirinya mendemonstrasikan dinamo hasil dari induksi elektromagnetiknya itu.
Berkat penemuannya ini, Faraday disebut sebagai Bapak Listrik Dunia dan membuat listrik bisa digunakan secara langsung.
Bila dilihat saat ini, hampir semua peralatan listrik yang kita gunakan tersusun dari magnet dan kabel tembaga, baik generator listrik atau motor listrik.
Dimaksud dengan generator listrik adalah alat yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Sementara, motor listrik merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Lalu, siapakah penemu listrik pertama dan yang sebenarnya? Soal ini rasanya tak perlu pula diperdebatkan panjang lebar.
Sebuah penemuan bisa saja menjadi sesuatu yang baru atau malah justru berkembang sesuai dengan hasil temuan dan kebutuhan. (as)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.