Situs Megalitikum Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah

 
Peninggalan zaman megalitikum tersebut menyebar di lebih dari 200 ribu hektare di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di kedua kabupaten di Sulawesi Tengah yang masih berkarakter vegetasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan tersebut.



INDEPHEDIA.com - Situs megalitikum di Taman Nasional Lore Lindu merupakan kompleks cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi dunia. 

Tinggalan prasejarah ini tersebar di empat lembah di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Peninggalan zaman megalitikum tersebut menyebar di lebih dari 200 ribu hektare di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). 

Di kedua kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki peninggalan zaman megalitikum itu masih berkarakter vegetasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.

Di Kabupaten Sigi terdapat satu kawasan yang memiliki persebaran megalitik yang dikenal dengan nama Lindu. 

Sedangkan, di Kabupaten Poso, dikenal dengan kawasan Lore, di mana terdapat tiga lembah yang memiliki persebarannya, yakni Lembah Napu, Lembah Behoa dan Lembah Bada.

Sejumlah temuan megalitik di kawasan itu beragam jenis, bentuk dan kegunaannya, seperti bejana batu (kalamba), tempayan kubur, arca dan menhir.

Kemudian, ditemukan pula batu lumpang, batu dakon, batu lesung, batu dulang, punden berundak hingga pagar atau benteng.

Peninggalan batu-batu besar berbentuk tugu (menhir), bejana batu (kalamba), meja batu (dolmen), tempat jenazah (sarkofagus), atau punden berundak juga ditemukan di sini.

Tinggalan tersebut menjadi bukti-bukti yang tak mudah lekang digerus zaman mengenai adanya peradaban beratus bahkan berpuluh abad silam di tempat itu.

Nuansa peradaban kuno nan misterius langsung terasa saat masuk ke objek wisata Megalitikum Pokekea di Desa Hanggira, Lembah Behoa, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. 

Di padang yang terpencil itu berserakan puluhan batu pahatan di dataran seluas 199.146.000 meter persegi.

Berdasarkan hasil uji pertanggalan karbon peninggalan megalitikum yang tersebar di kawasan Lore menunjukkan usia kebudayaan ini berada di kisaran 2000 tahun sebelum masehi.

Sementara, dari hasil penelitian di situs Wineki, Lembah Behoa, ditemukan tulang-tulang rangka manusia di salah satu kubur tempayan.

Penelitian mengungkapkan, sisa-sisa peninggalan di tempat ini diperkirakan berusia sekitar 2351-1416 sebelum masehi, yang kemudian punah antara tahun 1452-1527 Masehi. (SJ/IN/AS)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top