Tahun lalu 5 juta orang melihat kejuaraan ini streaming dari berbagai dunia, dan tahun ini diperkirakan akan lebih. Karena per harinya saja sudah satu juta orang yang melihat.
INDEPHEDIA.com - World Surf League (WSL) Champions Tour 2019 atau kejuaraan selancar dunia yang digelar di Pantai Keramas, Kabupaten Gianyar, Bali, yang diikuti para peselancar kelas dunia berbagai negara dari tanggal 13-25 Mei 2019 itu dinilai menguntungkan pariwisata Indonesia.
"Keuntungan bagi Indonesia karena ajang ini diikuti para peselancar kelas dunia dari berbagai negara," ujar Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Indroyono Soesilo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Ia mengatakan, setiap kejuaraan dunia tersebut selalu disiarkan di website World Surfleague atau bisa diunduh dengan aplikasi baik di android ataupun IOS WSL. Tahun lalu 5 juta orang melihat kejuaraan ini streaming dari berbagai dunia, dan tahun ini diperkirakan akan lebih. Karena per harinya saja sudah satu juta orang yang melihat.
Indroyono mengungkapkan, Kementerian Pariwisata sejak 2017 mengembangkan potensi selancar di Tanah Air. Pada 2019 terdapat 10 turnamen Qualifying Series (QS) dan satu Champions Tour. “Event berskala internasional ini mampu mengangkat citra Bali sebagai daerah tujuan wisata. Tahun ini merupakan yang ke-4, setelah event serupa 2008, 2013, dan 2018,” ujarnya.
Ia menyebut, ada tiga hal strategis terkait dukungan promosi Kemenpar di event ini. Pertama, penggemar selancar adalah wisatawan mancanegara (wisman) yang sebagian besar berasal dari Australia. “Para surfer itu spendingnya 80 dolar AS per hari dengan lama tinggal minimal satu minggu. Mereka datang dengan keluarga, tim, bahkan fans,” katanya.
Mereka sudah menjadikan Bali sebagai rumah kedua karena surfing. Mereka sudah familiar berselancar di ombak Kuta Bali. “Pasarnya sudah jelas, mereka sudah ke Bali. Sekarang tinggal diperkenalkan spot baru itu ke negaranya,” kata Indroyono.
Pada kesempatan yang sama perwakilan WSL Indonesia, Tipi Jabrik menambahkan, Pantai Keramas dipilih sebagai lokasi pertandingan WSL World Championship Tour 2019 karena ombak yang baik ditunjang infrastruktur yang memadai sesuai persyaratan yang diminta panitia lomba.
"Ke depan, saya berharap seluruh komponen menjaga kelestarian pantai agar kondisi ombak bisa tetap baik untuk mendukung pelaksanaan kejuaraan selancar," ajaknya. (NW.IN/*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.