Credits Photo: KBRI Warsawa |
Upaya untuk memikat pengunjung di sekitar stan Indonesia, KBRI Warsawa bersama Warsawa Gamelan Group menampilkan gamelan orkestra yang mengiringi penampilan Tari Angguk dan Tari Yapong.
INDEPHEDIA.com - KBRI Warsawa di Polandia mengikuti Festival Saska Kepa ke-14, di Jalan Francusca, Warsawa, yang diadakan setiap tahun ini, dengan mengangkat tema "Betapa indahnya mempunyai tetangga" tahun 2019.
Dubes Indonesia di Warsawa, Siti Nugraha Mauludiah menyebutkan, pada festival ini booth Indonesia menjual aneka makanan khas Indonesia, seperti nasi goreng plus telur dadar dan acar, sate ayam serta berbagai kue khas Indonesia seperti kue lupis, martabak daging, risoles, dadar gulung hingga sop buah.
"Pengunjung pun antusias dengan makanan Indonesia, sebelum festival usai semua makanan telah habis terjual," ujar Dubes yang akrab disapa Nining itu, Sabtu (25/5/2019).
Selain makanan, booth Indonesia juga menjual beraneka suvenir Indonesia, seperti kalung, gelang, cincin, anting, tas dan batik.
Dia menyatakan banyak pengunjung memadati stan Indonesia, kebanyakan untuk membeli makanan, kue, suvenir atau ketiganya. Tidak jarang, mereka juga bertanya mengenai makanan yang dijual di Indonesia secara umum dan tempat wisata yang bisa dikunjungi di Indonesia.
Upaya untuk memikat pengunjung di sekitar stan Indonesia, KBRI Warsawa bersama Warsawa Gamelan Group menampilkan gamelan orkestra yang mengiringi penampilan Tari Angguk dan Tari Yapong. Setelah pertunjukkan usai, pengunjung dimanjakan dengan penampilan Tari Saman, dan diajak untuk menari Poco-poco, Gemu Fa Mi Re, dan Tobelo.
Dubes Siti Nugraha Mauludiah berharap melalui kegiatan ini KBRI Warsawa dapat mengenalkan Indonesia ke masyarakat Polandia, khususnya Warsawa, dan hubungan antara Indonesia dan Polandia semakin kuat dan harmonis. (NW.IN/*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.