Selama ini, konektivitas udara masih menjadi problem mendasar untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air.
JAKARTA, INDEPHEDIA.com - Konektivitas udara menjadi kunci sukses pariwisata Indonesia untuk menjaring kunjungan wisman sekaligus mewujudkan target kedatangan 20 juta wisman ke Indonesia.
"Selama ini, konektivitas udara masih menjadi problem mendasar untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya, saat berkunjung ke BUMN PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara di Indonesia, di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurutnya, arus lalu-lintas di sebagian besar bandara Internasional di Indonesia telah melampaui kapasitas, seperti halnya di DPS (Bali) dan CGK (Banten) yang merupakan pintu gerbang utama bagi wisman, juga beberapa bandara lainnya yang banyak diminati wisman, seperti SUB (Surabaya), JOG (Jogja), dan BDO (Bandung).
Kementerian Pariwisata mencatat, data kunjungan wisman yang datang ke Indonesia pada 2017 rata-rata lebih dari 55 persen menggunakan full service carrier, dan sisanya menggunakan low cost carrier (LCC). Namun, ternyata pertumbuhan FSC rata-rata hanya 12 persen jauh di bawah LCC yang tumbuh rata-rata 21 persen per tahun.
Ia menyebut, kunjungan kepada pengelola bandara mempertimbangkan karena otoritas bandara menjadi salah satu faktor kunci kesuksesan atau KSF bagi pencapaian target kunjungan wisman ke Indonesia. (NW.IN/WS/*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.