Senapati Nusantara sendiri sudah mengajukan kajian akademis soal penetapan Hari Keris Nasional yang diusulkan untuk jatuh pada 25 November.
YOGYAKARTA, INDEPHEDIA.com - Paguyuban Pelestari Tosan Aji Nusantara mengharapkan pemerintah agar segera menetapkan Hari Keris Nasional di Tanah Air. Usulan itu dipacu juga oleh keputusan lembaga internasional, Unesco, yang menyatakan keris sebagai warisan dunia pada 25 November.
Hal itu diungkapkan saat Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji (Senapati) Nusantara melakukan rapat kerja agung 2019, di Yogyakarta, Sabtu (9/2) malam. Rapat kerja agung itu sendiri sudah dibuka sejak Sabtu (8/2) pagi.
Rangkaian acara diawali dengan pameran masterpiece keris Nusantara dan bursa tosan aji nasional di Hotel Rosin, Yogyakarta. Ribuan tosan aji diperagakan maupun diperjualbelikan di arena itu. Saat ini, ada 76 paguyuban pelestari tosan aji yang bergabung ke Senapati Nusantara.
Acara ini dihadiri perwakilan pengurus Senapati Nusantara dari seluruh Indonesia dan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, hadir sebagai Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara dalam acara tersebut. Ketika tiba di Yogyakarta, hal yang pertama dilakukannya mengunjungi pameran itu sebelum mengikuti acara rapat agung.
Terkait keinginan sejumlah perwakilan paguyuban anggota menyampaikan secara terbuka penetapan Hari Keris Nasional, Hasto mengaku dirinya terus berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Sekretariat Negara soal penetapan Hari Keris Nasional itu.
"Kami yakin ini bisa segera ditetapkan. Karena kita tahu benar bagaimana perhatian Presiden Jokowi terhadap kebudayaan," kata Hasto, seperti mengutip rilis, Minggu (10/2/2019).
Dia meyakini, Jokowi akan seperti Bung Karno, yang pada 1957 melakukan diplomasi ke AS dan Eropa. Bung Karno membawa para seniman, seperti Bagong Kussudiardja, para pesilat, dan tosan aji nasional.
Senapati Nusantara sendiri sudah mengajukan kajian akademis soal penetapan Hari Keris Nasional yang diusulkan untuk jatuh pada 25 November. Diajukannya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Isu lainnya yang mengemuka di rapat kerja agung adalah ide agar dilakukan pameran tosan aji nasional ke sejumlah negara luar. Hasto mengaku mengontak dua kedutaan besar Indonesia untuk mempertimbangkan kemungkinan itu. Salah satunya di Jepang.
"Ya sekalian supaya kita bisa sekaligus membandingkan teknik metalurginya. Jepang pakai mesin, kita pakai batin, mana yang lebih baik," kata Hasto disambut tawa para peserta.
Hanya saja, Hasto mengingatkan bahwa para pengurus Senapati Nusantara agar mempersiapkan benar proses untuk pameran di luar negeri, khususnya untuk sosialisasi, marketing, dan lain-lain.
Menurutnya, aspek ekonomi tosan aji juga luar biasa. Kata dia, salah satu ekspor terbesar dari Sumenep, Madura saat ini adalah tosan aji berupa produk keris. Pasarnya ke Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Jadi pameran ini penting, walau kami sebenarnya lebih mengedepankan fungsi edukasinya," imbuh Hasto.
Mengenai rapat kerja agung itu, Hasto mengatakan forum itu dilakukan demi melakukan evaluasi serta perencanaan kegiatan para pelestari tosan aji nasional. Namun, intisarinya bagaimana Senapati Nusantara bisa terus memperhatikan kebudayaan nasional.
"Ini bukan sekedar seni dalam logam. Tetapi di dalamnya juga mengandung nilai-nilai luhur, esensi kebudayaan manusia Indonesia," jelas Hasto. (NW/R-03)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.