Pada 2018, jumlah populasi Komodo tercatat sebanyak 2.897 ekor naik dari sebelumnya di 2016 sebanyak 1.186 ekor, dan 2017 sebanyak 1.412 ekor.
NTT, INDEPHEDIA.com - Salah satu objek wisata di Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah mengunjungi habitat Komodo. Di sini, satwa purba Komodo yang sudah hampir tidak ditemukan lagi di negara lain ini jumlahnya mencapai ribuan ekor dan hidup liar di daerah tersebut.
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) mencatat, jumlah populasi satwa purba Komodo di TNK, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih stabil, yaitu sebanyak 2.897 ekor hingga 2018 lalu.
"Dalam catatan kami, jumlah populasi Komodo masih stabil karena berada di kisaran antara 2.000 ekor sampai 3.000 ekor," ujar Petugas Monitoring Satwa Komodo BTNK, Jackson, di Kupang, Sabtu (2/2/2019).
Ia menjelaskan, populasi komodo ini menyebar di Pulau Komodo dengan jumlah sebanyak 1.727 ekor, Pulau Rinca 1.049 ekor, Pulau Gili Motang 58 ekor, Pulau Nusa Kode 57 ekor, dan Pulau Padar enam ekor.
Pada 2018, jumlah populasi juga tercatat naik dari sebelumnya di 2016 sebanyak 1.186 ekor, dan 2017 sebanyak 1.412 ekor. "Jumlah populasi ini juga fluktuatif, kadang di Pulau Komodo naik sedangkan di Pulau Rinca turun, dan sebaliknya," kata dia.
Diungkapkannya, perhitungan jumlah populasi itu berdasarkan hasil penelitian dari BTNK bekerja sama dengan Komodo Survival Project yang didukung dari luar negeri.
Hingga saat ini, BTNK terus menjaga keberlangsungan populasi kadal raksasa itu dengan menjaga kealamian lingkungan di kawasan tersebut.
"Jadi kita tidak pernah memberikan makanan kepada komodo seperti yang dilakukan di kebun binatang. Kita hanya melakukan menjaga lingkungan agar pakannya tetap aman," ujarnya.
Di samping itu, jelas dia, BTNK juga secara rutin melakukan patroli pengamanan kawasan untuk mencegah adanya aktivitas terlarang, seperti perburuan liar, pembakaran hutan, maupun pengeboman ikan dan lain sebaginya.
"Dalam beberapa tahun terakhir ini kegiatan pengamanan ditingkatkan sepanjang tahun, baik dilakukan sendiri dari BTNK, maupun dengan Kepolisian," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya, menolak rencana penutupan Taman Nasional Komodo yang pernah disampaikan pemerintah Nusa Tenggara Timur. "Tidak relevan menutup Taman Nasional Komodo," kata Menpar Arief Yahya, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat berencana menutup lokasi wisata Taman Nasional Komodo selama satu tahun. Tujuannya, meningkatkan populasi komodo dan rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut. Menurut Viktor rencana tersebut demi menjaga habitat komodo yang langka dan dilindungi dari kepunahan
Menurut Menteri Arief Yahya, rencana tersebut menyulitkan agen perjalanan wisata. Bila Taman Nasional Komodo ditutup, agen perjalanan akan kebingungan menawarkan paket wisata. "Mereka bergerak menjual, mengiklankan, lalu tiba-tiba ditutup, siapa yang tanggung jawab? Kepastian itu yang lebih penting," ujar Menpar. (***)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.