Di kawasan percandian Muarajambi, sekitar 3.000-an hektar memang dipenuhi dengan pohon duku.
JAMBI, INDEPHEDIA.com - Suasana kunjungan wisata di obyek wisata kawasan percandian Muarojambi di Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, saat ini diwarnai musim panen buah duku dan penyelenggaraan Festival Ngundoh Duku oleh komunitas pegiat wisata di daerah ini.
"Di kawasan percandian Muarajambi, sekitar 3.000-an hektar memang dipenuhi dengan pohon duku, juga di sekitar kawasan kecamatan Muaro Sebo ini juga sedang musim panen buah duku," ujar salah seorang warga di Desa Muarojambi, Mukhlis, Minggu (27/1/2019).
Ia mengungkapkan, puluhan ribu pohon duku di kawasan tersebut hampir merata sedang berbuah yang siap panen. Butiran kuning buah duku hampir di seluruh pohon buah tersebut, termasuk juga pohon-pohon duku yang berada di kompleks wisata atau yang berdekatan dengan lokasi candi-candi di sana. Bahkan, pengunjung bisa memungut buah duku yang rontok akibat sudah matang di pohon.
Tak hanya menikmati buah duku, sejumlah pengunjung bahkan menjadi objek foto. Buah berbutir kuning tersebut hampir merata di setiap pohon. Sejumlah pedagang duku dari warga setempat juga bermunculan menjual dengan harga Rp5.000 per kilogram. Bahkan ,ada yang menjual dengan harga Rp10.000 per tiga kilogram.
Kendati kawasan percandian Muarojambi "dikepung" kebun duku yang sedang berbuah dan musim panen, namun sejauh ini belum ada kegiatan yang khusus mensinergikan musim duku di daerah itu dengan kegiatan wisata setempat.
Kecuali di lokasi wisata Lubuk Penyengat yang berjarak sekitar dua kilometer dari Kompleks Percandian Muarojambi, komunitas desa wisata di sana menjadikan musim duku sebagai potensi wisata dengan menggelar Festival Ngundoh Duku.
Festival Ngundoh Duku
Para pegiat wisata yang tergabung dalam Komunitas Lubuk Penyengat di Muarojambi, menggelar Festival Ngundoh Duku alias Festival Panen Duku. Kegiatan ini digelar pada 26-27 Januari 2019 di Desa Wisata Lubuk Penyengat, Kabupaten Muarojambi.
Salah seorang anggota komunitas, Ahmad Misran mengatakan, selain panen raya duku, kegiatan dalam festival itu yakni atraksi panjat pohon duku, dan makan duku sepuasnya di lokasi. “Ada juga atraksi kesenian yakni Lukah Gilo. Belajar menganyam tikar rumbia bersama Ibu-ibu dusun," kata Misran.
Khusus untuk anak anak yang datang, lanjut Misran, akan digelar juga aneka atraksi permainan anak-anak dusun. Kegiatan ini sengaja dilakukan pada akhir pekan, sehingga dapat dihadiri oleh keluarga.
Menurut Misran, ide untuk mengadakan kegiatan itu berawal dari keinginan bersama untuk memberdayakan masyarakat desa dalam kegiatan wisata dan ekonomi.
“Kebetulan sekarang sedang musim buah duku. Maka kami adakan festival panen duku. Karena tidak semua orang yang pernah merasakan langsung bagaimana memanen buah duku, maka kami ingin semua orang mendapat pengalaman yang sama dengan warga desa lainnya,” papar Misran.
Buah duku yang dipanen nantinya pohon milik masyarakat setempat. Tujuannya agar masyarakat mendapat manfaat dari kegiatan ini, termasuk juga kuliner yang akan disediakan. (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.