Objek Wisata Air Terjun Batu Betiang di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. |
Sejumlah program pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan pun digenjot oleh kabupaten yang berjuluk "Bumei Pat Petulai" atau empat pintu besar tersebut sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
INDEPHEDIA - Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan berkunjung ke sejumlah objek wisata, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, terus melakukan pembenahan infrastrukturnya.
Letak Kabupaten Rejang Lebong yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan ini dan terhubung oleh Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, memungkinkan orang dari berbagai daerah bisa menjangkaunya dan menjadikan daerah itu sebagai tujuan wisata alternatif saat berkunjung ke Bengkulu dengan menampilkan keindahan alam penggunungan.
Rejang Lebong merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang memiliki luas wilayah 1.515,76 KM persegi, dengan topografi wilayah pegunungan Bukit Barisan yang berjarak 85 KM dari ibu kota provinsi.
Sejumlah program pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan pun digenjot oleh kabupaten yang berjuluk "Bumei Pat Petulai" atau empat pintu besar tersebut sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Selain itu, Kabupaten Rejang Lebong juga telah ditunjuk sebagai pelaksana dari event "festival garden flower" yang rencananya akan dilaksanakan di kawasan Danau Mas Harun Bestari (DMHB) di Kecamatan Selupu Rejang dalam rangka menyukseskan program Pemprov Bengkulu "Wonderfull Bengkulu 2020".
Mewujudkan Kabupaten Rejang Lebong sebagai kota wisata, daerah ini tengah fokus melakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung di beberapa destinasi wisata unggulan daerah itu, baik dengan pembiayaan yang bersumber dari APBD setempat maupun dana pusat.
Anggaran yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2018 lalu untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung lokasi wisata mencapai Rp4,5 miliar. Anggaran yang dikucurkan meliputi kegiatan non fisik dan pembangunan fisik. Untuk anggaran non fisik berupa penyusunan rencana induk pariwisata kabupaten (riparkab) sebesar Rp500 juta.
Selanjutnya, penyusunan master plan pengembangan Danau Mas Harun Bestari (DMHB) Rp850 juta, selanjutnya penyusunan master plan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Api Bukit Kaba dan Air Terjun Batu Betiang senilai Rp400 juta serta penyusunan desain tapak Air Terjun Batu Betiang Rp100 juta.
Sedangkan, untuk kegiatan fisiknya ialah pembangunan shelter di TWA Gunung Api Bukit Kaba sebesar Rp720 juta, serta proyek pemindahan dan renovasi wahana pesawat terbang CASA C 212 di kawasan DMHB senilai Rp400 juta.
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung kawasan wisata ini selain dilakukan oleh Dinas Pariwisata Rejang Lebong juga oleh Dinas Pekerjaan Umum daerah itu, terutama untuk pembangunan jembatan dan jalan penghubung.
Peningkatan sarana dan prasarana kawasan wisata yang dilaksanakan berupa pembangunan jalan menuju kawasan wisata Air Terjun Batu Betiang di Kecamatan Bermani Ulu Raya. Kemudian, Pekerjaan lanjutan peningkatan jalan menuju kawasan Batu Betiang di Kecamatan Bermani Ulu Raya tersebut sepanjang 1.830 meter dan lebar tiga meter dengan pagu anggaran Rp2,94 miliar.
Pembangunan jalan menuju objek wisata alam di areal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini sebelumnya terlambat ditenderkan karena izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum keluar sehingga mereka baru bisa membangun jalan ini untuk diluar kawasan saja, sedangkan untuk di dalam kawasan TNKS sepanjang 830 meter dilaksanakan setelah izinnya sudah keluar.
Jalan yang diaspal ini, bahu kanan dan kiri jalannya disambung dengan pengecoran beton sehingga lebar jalannya mencapai lima meter, sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat.
Selain pembangunan jalan wisata Batu Betiang, DPU Rejang Lebong juga melakukan peningkatan jalan lingkar Danau Mas Harun Bestari senilai Rp3 miliar, kemudian pembangunan jembatan di TWA Gunung Api Bukit Kaba senilai Rp1,2 miliar. Serta rehabilitasi villa DMHB dan pembangunan miniatur rumah adat nusantara di kawasan DMHB yang menelan anggaran hingga puluhan miliar. (**)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.