Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea |
INDEPHEDIA.com - Kerajaan Tarumanegara salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang berdiri dari abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.
Kerajaan ini juga meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti. Peninggalan prasasti-prasasti tersebut sebagai bukti keberadaan dan kemahsyuran Kerajaan Tarumanegara di Tanah Air.
Prasasti Tugu
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara pertama dinamakan Prasasti Tugu. Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbu, Bekasi, yang sekarang disimpan di museum di Jakarta.
Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.
Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Menariknya, dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu.
Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Lebak
Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Lebak, ditemukan di Kampung Lebak di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman.
Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak
Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di Bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor.
Prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan Raja Mulawarman.
Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea
Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea ditemukan ditepi Sungai Ciarunteun, dekat muara Sungai Cisadane, Bogor.
Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
Di samping itu, terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan Bukit Pasir Awi atau sekitar 559 mdpl di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Kabupaten Bogor.
Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) juga berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.
Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten terletak di tepi Sungai Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan Prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah Kampung Pasir Muara.
Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami dengan ukuran 2.70 x 1.40 x 140 m2.
Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi. (***)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.